CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2, Hasrat-Bispak10 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Serta ke-2  doiku ini tidak jenuh suntuknya merayu serta menghinaku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya ini. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga sampai ke kelasku. Tetapi waktu kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa mau buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak kalaupun ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tak boleh makin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sekalian mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly melepas gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, tetapi dia lambaikan tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku , lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

Sewaktu saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk salah satunya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Sesudah saya tuntas buang air kecil serta membereskan busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti waktu tau-tau ada suatu tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada pada samping toilet, tempat di mana Vera entahlah dicabuli atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung tempat ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sebentar, lalu saya mengusikk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran kalaupun saya memunculkan kerusuhan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha memandang menuju Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, tetapi selesai tontonan itu usai, saya khawatir Dedi tidak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati buat ngeseks saat ini. Diam diam saya berpikiran bagaimana biar ini hari saya tak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki biadab ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak pengin tertangkap seseorang lantaran saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Pada saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu menyaksikan masuknya seseorang cebol langsung kukenali menjadi pelayan salah satunya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat dia ketahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang ada pada tengah area ini. Saya tidak pahami apa yang tengah dilaksanakannya, apa menanti satu orang, atau dia berencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya termangu memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras dongkol. Tetapi anehnya Cie Fifi justru hampiri sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar jika nyatanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan geram. Namun tentu saya gak dapat melakukan perbuatan sejumlah macam ketimbang nasibku malahan jadi bertambah jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal berlangsung padaku kalaupun saya membikin kekacauan yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya berada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat di saat Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang dan memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, terkadang kasar, yang nyata tingkah Dedi ini membuatku risau dan jantungku berdegap makin kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

Saya gak berani menghalau sebab saya takut tepisanku mungkin bisa memunculkan suara yang bisa jadi kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi sangat kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku untuk lihat episode erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah mulai terangsang karena tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat mengarah Cie Fifi. Rupanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah gak karuan sembari memegang sembulan di bagian depan rok yang dikenainya, yang benar yaitu kepala sang cebol.

Meski jantungku berdetak cepat memandang itu seluruhnya, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat dan terus memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi jelas, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya pilih stop menggerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti untuk Dedi, namun saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di episode erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu jelas celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mendesah dengan paras seperti meredam sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang merayu dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi selesai.  Saya sangat terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang sudah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil sewaktu saya hampir tidak dapat meredam diriku untuk mengesah sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi kian sukar untukku saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pun anyar ketahui kira-kira dua minggu sebelumnya, bila bu Fifi itu bisa pula digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi lantaran ucap-ucapannya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya gak berani melakukan, selain saya takut kemunculanku di sini tertangkap oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku lebih jelek.

Karenanya saya cuma dapat memandang Dedi dengan dongkol, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan mengendalikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku hingga sampai ia senang.

Tetapi saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Meskipun raut muka Cie Fifi kelihatan dongkol, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menumpukan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi masih menopang di lantai.

Tanpa ada bercakap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan sekali-kali dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, serta sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran-heran menyaksikan sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang keseharian dilihat demikian ramah serta enerjik, nyatanya menyimpan persoalan yang gak berbeda jauh denganku. Saya terasa belas kasih pada Cie Fifi biarpun dari penuturan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika waktu ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Serta kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku takut karena sesaat lagi saya akan mendapatkan perkara kalaupun Dedi mengerti saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta agar Dedi ingin dengar alasanku serta tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggeliang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, dan dia cuman tersenyum senyuman, kayaknya dia suka selesai bikin ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membuat keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya memikir ini saat yang pas untuk memberikan niat serta alasanku di Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BERISI PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sembari memandang Dedi serta melepaskan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia lagi pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya menurunkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya termangu sesaat memandang penis itu telah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli  dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya tidak pengin menghabiskan waktu, saya lekas mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan di saat saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol lagi menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya beberapa pejantan yang sempat mencabuliku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mendesah saja, namun gak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang tengah dirundung orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama