CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2, Hasrat-Bispak10 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tak mau menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengandaikan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya jadi kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya tidak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya buat kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta tiba-tiba saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak terkait tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun tidak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tiada tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, makin lama makin kuat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya sampai tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan tidak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak sejak dulu saja, ya?Tersirat ingatan begitu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya pastilah nampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak suka.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu bila dientot… mbikin lebih hasrat. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak jika sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa tujuannya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi tidak lama lantas saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah senang nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa cakepg saya pada saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sekalian memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga akhirnya kebolehan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti nggak karuan. Bedak saya sampai luntur dan menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, manalagi serasi awut-awutan seperti ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya harusnya sendu atau malu? Gak tahulah… Namun yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap saat saya butuh uang, saya tidak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap laki laki.  ini tidak betul, dan semestinya saya stop, namun rayuan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sebagai berikut lebih ringan dapat duit. Saya pun tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan selanjutnya, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional jadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya lantas jadi tambah dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya  berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Misalkan ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Namun lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pun jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sampai kini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seseorang penari juga.  Hanya masa itu Juragan belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat melihat dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu pun Juragan selalu mohon saya gunakan baju dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka kalaupun dapat buat Juragan puas. Kian hari saya kian terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan hasrat lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya selalu meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap melakukan karena hanya uang. Semakin lama saya kian genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH MONTOK PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah merasai tubuh saya, dan saya lantas hamil… Alamiah, jika ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur kendati perut saya menjadi membesar. Serta saya pun lagi hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau tampak rada cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruhnya konsumen saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena kemungkinan setelah Simbok mati, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari gantenggnya waswas. Rasanya saya pengin membuat beliau tidak panik. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi masih keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Pastilah ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan dikarenakan yang kali pertama itu, kamu gak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama